Snack Challenges
Mengonsumsi makanan ringan atau ngemil (snacking) bisa menjadi kebiasaan yang menunjang gaya hidup sehat. Konsumsi makanan ringan yang tepat bisa memberikan gizi dan energi diantara dua waktu makan utama, sehingga mendukung tubuh berkinerja optimum.
Sesuai dengan istilahnya makanan ringan, atau kadang-kadang juga disebut sebagai makanan selingan- produk demikian sering diasosiasikan dengan hal yang ringan, jumlahnya kecil, sehingga faktor penting dalam pengembangan makanan ringan adalah unsur kelezatan dan kenikmatan. Semakin diformulasikan untuk mengejar kelezatan dan kenikmatan, maka konsumen semakin banyak mengonsumsinya; sehingga sering makanan ringan tidak lagi dikonsumsi secara ringan, tidak lagi dikonsumsi sebagai selingan.
Dari sisi sensori, kelezatan dan kenikmatan rasa sering berkaitan erat dengan meningkatnya kadar gula, garam dan lemak. Dengan semakin meningkatnya kesadaran konsumen mengenai hubungan antara konsumsi pangan dan kesehatan khususnya dengan berbagai penyakit tak menular seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, serangan jantung- maka makanan ringan demikian justru tidak cocok dengan gaya hidup sehat.
Di sinilah tantangannya, snack challenges. Bagaimana mengurangi gula, garam dan lemak, serta sekaligus menambahkan berbagai ingridien yang mempunyai fungsi-fungsi kesehatan pada formulasi makanan ringan misalnya serat pangan, karbohidrat kompleks dan antioksidan- merupakan tantangan teknologi bagi industri makanan ringan.
Selain itu, sudah saatnya industri pangan Indonesia mengembangkan makanan ringan berbasiskan pada pangan tradisional kita. Apresiasi perlu diberikan pada industri yang berprakarsa mengembangkan industri makanan ringan berbasis tempe, misalnya. Diyakini, jenis makanan ringan yang secara tradisional dipunyai Indonesia sungguh beragam dan menanti sentuhan teknologi kreatif industri pangan, untuk menjadikannya makanan ringan yang sesuai dengan gaya hidup sehat.
Semoga informasi pada edisi FOODREVIEW kali ini dapat bermanfaat dalam memajukan daya saing industri makanan ringan nasional.
Selamat membaca,
Prof. Purwiyatno Hariyadi
Forum
Food info-lintas pangan
OVERVIEW
- Outlook of Functional Ingredients
Fungsi pangan semakin berkembang dari waktu ke waktu. Jika pada pada awalnya fungsi klasik pangan hanya terkait dengan pemenuhan gizi dan sensori, tetapi kini juga mampu memberikan manfaat fungsional tambahan bagi kesehatan. - Mutu & Produktivitas: Kunci Memenangkan Persaingan
- Kehadiran MEA Tandai Kiprah 15 Tahun BPOM
ASOSIASI
- Member Gathering GAPMMI Menjaga Komunikasi & Bermitra Dengan BPOM
INGREDIEN
- Strategi Mengurangi Sodium
Asupan garam yang tinggi mendorong peningkatan risiko munculnya hipertensi dan penyakit kardiovaskuler. WHO (2014) menyebutkan, konsumsi sodium di atas 2 g/hari (setara dengan 5 g garam/hari) ditambah dengan ketidakcukupan asupan potasium (kurang dari 3.5 g/hari) dapat meningkatkan risiko serangan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke. - Snack For Fitness
- Strategi Mengurangi Lemak pada Produk Snack
REGULASI
- Regulasi Makanan Ringan
Makanan ringan/snack adalah istilah bagi makanan yang bukan merupakan menu utama (makan pagi, makan siang atau makan malam). Makanan yang dianggap makanan ringan merupakan makanan untuk menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu, memberi sedikit pasokan tenaga ke tubuh, atau sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya.
Dairy corner - Butter Blend untuk Ingridien Produk Rerotian
Butter, mentega yang berbahan dasar lemak susu, adalah salah satu lemak pangan yang bernilai ekonomi paling tinggi. Diantara bahan-bahan berbasis lemak yang digunakan pada produk rerotian, lemak yang berasal dari susu sapi ini termasuk salah satu yang paling mahal. Penggunaannya dalam formula rerotian akan memberi nilai organoleptik yang lebih baik dalam hal creamy mouthfeel, aroma khas butter, cita rasa dan tekstur yang dikehendaki pada produk akhirnya.