What's new
Magazine Information
FRI VOL X1/04 2016
Editorial
Menjawab Tantangan Keamanan Pangan

Keamanan pangan adalah prasyarat dasar produk pangan. Karena itu, isu keamanan pangan selalu menjadi faktor penting pada perdagangan pangan, apalagi pada skala global.

Persyaratan keamanan di berbagai Negara menjadi semakin ketat, sehingga sering menjadi hambatan bagi perdagangan internasional. Bagi Negara maju, dengan kemampuan teknologi lebih tinggi, tentu menerapkan standar yang tinggi –seperti pada penetapan batas cemaran yang semakin kecil, semakin mendekati angka nol, chasing zero- bukanlah masalah yang terlalu pelik. Namun sebaliknya bagi Negara berkembang yang menjadi mitra dagangnya, fenomena chasing zero ini dapat menjadi tantangan yang berat. Selain terkendala oleh good practices, ketersediaan metode analisis juga menjadi masalah tersendiri yang perlu dijawab. Jika tidak bisa memenuhinya, maka bisa dipastikan penolakan akan terjadi, yang ujungujungnya dapat menurunkan nilai ekspor dan mempengaruhi ekonomi suatu Negara.

Di lain pihak, dengan semakin terbuka dan terintegrasikannya pasar global; berbagai perjanjian perdagangan bebas mendorong produk pangan semakin mudah keluar masuk suatu batas Negara. Kondisi ini tentu mendorong setiap Negara (dan setiap industri pangan yang melakukan perdagangan antar Negara) untuk tidak saja melakukan review; tetapi juga melakukan upaya harmonisasi atau saling pengakuan terhadap berbagai standar keamanan pangan yang bisa berbeda untuk berbagai negara. Tantangan lain lagi bagi industri adalah adanya kenyataan bahwa tingkat kepedulian konsumen terhadap keamanan pangan juga semakin meningkat dari waktu ke waktu, dan berbeda dari Negara satu ke Negara lain.

Tantangan ini juga berlaku bagi industri pangan Indonesia. Tantangan ini menjadi semakin nyata dengan mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk memenangkan persaingan, termasuk persaingan dalam pasar domestik, industri pangan Indonesia dan stakeholdernya harus mampu menjawab tantangan keamanan ini. Jawabannya bisa berupa perbaikan sarana dan prasarana keamanan pangan, perbaikan fasilitas produksi pangan, perbaikan sistem manajemen keamanan (bahkan pertahanan) pangan, pengembangan sumber daya manusia dan lain-lain yang perlu dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Jelas semua stakeholder perlu menyadari tantangan ini dengan baik, sehingga bisa memberikan jawaban yang tepat pula. Hanya dengan ini maka prasyarat untuk peningkatkan daya saing industri pangan nasional, termasuk usaha kecil dan menengah, bisa dipenuhi.

Semoga informasi pada FOODREVIWEW INDONESIA edisi ini bisa memberikan manfaat bagi peningkatan daya saing industri pangan Indonesia.

Selamat membaca,
Prof. Purwiyatno Hariyadi
Daftar Isi

FORUM
FOOD INFO - LINTAS PANGAN

OVERVIEW

  • Keamanan Pangan Semakin Menjadi Prioritas
  • Pendekatan "Baru" Pengendalian Patogen
  • Tantangan dalam Pengujian Pangan

ASOSIASI

  • GAPMMI mendukung Kegiatan Pekan Sarapan Nasional (PESAN) 2016

INGREDIEN

  • Perkembangan Penggunaan Bakteri Asam Laktat sebagai Pengawet dalam Industri Pangan
  • Proses Fermentasi Produksi Senyawa Ester sebagai Perisa Pangan

TEKNOLOGI

  • Prinsip Kedua Desain Saniter Untuk Mesin dan Peralatan di Industri Pangan: Terbuat dari Bahan-Bahan Yang Sesuai

KEAMANAN & MUTU

  • Kiat Penanganan Telur sebagai Bahan Baku Industri